Statistik Penyebaran Korona (live)
Setelah epidemi penyebaran korona (2019-nCov) , Kota Wuhan diberitakan oleh beberapa media layak disebut sebagai kota mati. Tidak ada orang yang boleh keluar maupun masuk. Kota mati atau lumpuh dalam pikiran siapa pun hanya ditemui dalam film-film seperti di film Flu dan Contagion.
Bagi yang sudah menonton, kedua film tersebut menceritakan virus yang ditularkan, mula-mula dari kelelawar atau hewan-hewan yang diperjualbelikan di pasar, kemudian virus mematikan ini dapat menular dari manusia ke manusia lainnya.
Dalam film Flu, penularan virus mematikan berjalan dengan cepat ditularkan dari sebuah kontainer yang memuat mayat manusia-manusia yang diselundupkan. Sangat melodramatis, selama satu jam setengah lebih kita diajak untuk menyaksikan episode kengerian yang disebabkan “hanya” oleh virus, mahluk berukuran kecil. Sementara itu di dunia nyata, tentu kita masih mengingat dengan baik saat seorang warga Wuhan meninggal di sebuah emperan toko.
Virus Corona, 2019-nCov kini telah berubah menjadi Covid-19, penularannya tidak lagi dari hewan ke manusia, melainkan dari manusia ke manusia. Tidak lagi merupakan epidemi di Kota Wuhan, China saja, juga telah menyebar ke penjuru dunia.
Korban meninggal akibat korona (Covid-19) di seluruh dunia hingga Senin (9/3) mencapai 3.827 orang. Sementara jumlah kasus sebanyak 109.976 di mana 62.240 dinyatakan sembuh.
Setelah China, kasus terbanyak ada di Italia yakni 7.375 kasus dan korban meninggal 366 orang. Setelah itu Korea Selatan dengan 7.313 dan 50 orang meninggal. Iran juga menjadi salah satu negara dengan kasus corona terbanyak yaitu 6.566 dan 194 meninggal.
Berdasarkan informasi terakhir, kasus virus corona di Amerika Serikat mengalami lonjakan hinggan menembus angkas 550 per hari ini.
Kota Sukabumi dalam Mengantisipasi Covid-19
Epidemi Korona telah menyebar sangat cepat. Setiap negara telah menetapkan protokol yang ketat dalam mengantisipasi penyebarannya. Di Singapura telah ditetapkan protokol semacam itu dengan peningkatan prilaku hidup bersih dan sehat.
Contoh protokol ketat dalam mengantisipasi penyebaran Covid-19 yaitu menghindari kontak dengan hewan hidup dan mengonsumsi makanan mentah atau kurang matang, menghindari kumpulan massa dan menutup kontak dengan orang yang sedang tidak sehat.
Selanjutnya sering-sering mencuci tangan dengan sabun, menggunakan masker jika sedang mengalami gejala gangguan kesehatan seperti batuk dan pilek, menutup mulut dengan tisu saat batuk atau bersih dan membuang tisu di tempat sampah atau tempat khusus yang disediakan, jika merasa tidak enak badan segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat; dan terus menjalankan hidup higienis.
Pemkot Sukabumi telah melakukan tindakan lugas dan sigap saat tersebar isu, salah seorang warga kota meninggal akibat korona. RSUD R. Syamsudin (Bunut) menyelenggarakan konferensi pers untuk mengklarifikasi informasi yang telah menyebar melalui media sosial dan media obrolan.
Wali Kota Sukabumi, H. Achmad Fahmi memberikan keterangan resmi terkait informasi yang beredar di media sosial dan online, ada pasien yang diindikasikan terserang korona dirawat di RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi, Senin (2/3). Klarifikasi ini dilakukan agar masyarakat bisa mendapatkan keterangan yang lengkap dan akurat mengenai masalah tersebut.
Terkait infomasi yang beredar pukul 24.00 WIB, Ny T meninggal disebabkan oleh korona belum bisa diyakini kebenarannya, karena Covid 19 bisa dinyatakan positif apabila mendapatkan hasil labkes kemenkes .
'' Hasil sementara, Ny T meninggal karena jantung baik dari keterangan dokter jantung dan dokter paru-paru,''' ujar H. Achmad Fahmi. Ke depan warga harus menggiatkan PHBS seperti mencuci tangan dengan sabun dan tidak berkunjung ke negara yang terjangkit korona.
Tidak hanya dengan mengadakan konferensi pers, Pemkot Sukabumi juga telah melakukan gerakan nyata untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19. Pada tanggal 03 Maret 2020, Tim Penggerak PKK dan DWP Se- Kota Sukabumi melakukan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) dengan senam bersama di Gor Merdeka Kota Sukabumi.
Pola hidup bersih dan sehat (PHBS) telah disosialisasikan oleh Dinas Kesehatan Kota Sukabumi sejah jauh-jauh hari. Pada tahun 2020 ini, Dinkes Kota Sukabumi pun menargetkan Kota Sukabumi sebagai wilayah ODF (Open Defecation Free). ODF adalah kondisi ketika setiap individu dalam komunitas tidak lagi melakukan aktivitas buang air besar secara sembarangan.(WRS)
0 Tanggapan